Evolusi Historis Pemahaman Keamanan Air

Pemahaman tentang keamanan air telah berkembang secara signifikan dari waktu ke waktu, khususnya bersamaan dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim. Secara historis, manajemen air sering berfokus pada memastikan pasokan untuk sektor tertentu melalui proyek infrastruktur skala besar seperti bendungan dan sistem irigasi. Namun, akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 melihat perluasan konsep “keamanan air” untuk mencakup tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas, kesehatan ekosistem, dan distribusi sumber daya air yang adil.

Konsensus ilmiah tentang perubahan iklim antropogenik telah menguat dalam beberapa dekade terakhir, dengan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) memainkan peran penting dalam mensintesis penelitian. Sifat terjalin antara iklim dan air telah bergerak ke garis depan diskusi kebijakan global.

Kondisi Terkini Stres Air Global

Lanskap keamanan air kontemporer mengungkapkan tingkat stres yang belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai dimensi. Sekitar dua miliar orang tidak memiliki akses ke air minum yang dikelola dengan aman, dan 3,6 miliar tidak memiliki layanan sanitasi yang dikelola dengan aman. Proyeksi saat ini menunjukkan bahwa pada tahun 2025, 1,8 miliar orang akan mengalami kelangkaan air absolut.

Pencairan gletser, yang dipercepat oleh suhu global yang meningkat, menimbulkan ancaman langsung terhadap pasokan air bagi miliaran orang, terutama mereka yang bergantung pada sungai yang mengalir dari pegunungan. “Menara air” ini menyediakan air tawar bagi sekitar dua miliar orang. Implikasi ekonominya substansial, dengan perkiraan yang menunjukkan bahwa kelangkaan air berkelanjutan dapat menyebabkan pengurangan signifikan dalam PDB di beberapa wilayah.

Memproyeksikan Kelangkaan Air Masa Depan

Laporan Penilaian Keenam IPCC mengonfirmasi dengan keyakinan tinggi bahwa siklus air global akan terus mengintensif, menyebabkan curah hujan yang lebih ekstrem dan kekeringan yang lebih parah di banyak wilayah. Bahkan dengan upaya mitigasi, pemanasan global 1,5°C akan menyebabkan peningkatan risiko terkait air yang tidak dapat dihindari.

Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2050, antara 25 juta hingga 1 miliar orang akan tinggal di wilayah dengan kelangkaan air tawar yang meningkat. Permintaan air juga diperkirakan akan meningkat secara signifikan, terutama di wilayah yang mengalami urbanisasi dan pembangunan cepat.

Mengatasi Tantangan Utama

Beberapa hambatan yang saling terkait mempersulit upaya membangun keamanan air. Struktur tata kelola sering terbukti tidak memadai, karena sumber daya air sering melintasi batas administratif dan nasional. Kendala keuangan mewakili hambatan utama lainnya, dengan kesenjangan signifikan dalam pendanaan untuk infrastruktur air.

Defisit informasi semakin memperparah tantangan ini. Data yang akurat dan tepat waktu tentang sumber daya air dan dampak iklim sering langka. Kesenjangan implementasi tetap ada meskipun kesadaran akan risiko keamanan air meningkat.

Peluang untuk Meningkatkan Keamanan Air

Kerangka kerja Manajemen Sumber Daya Air Terpadu (IWRM) menawarkan pendekatan komprehensif. Solusi berbasis alam menghadirkan peluang yang sangat menjanjikan—investasi dalam restorasi lahan basah, reforestasi, dan manajemen lahan berkelanjutan dapat secara signifikan meningkatkan keamanan air.

Inovasi teknologi terus memperluas kemungkinan, termasuk irigasi tetes, desalinasi, pengolahan dan penggunaan kembali air limbah. Inovasi keuangan dan mekanisme investasi yang ditingkatkan mewakili pengungkit penting untuk perubahan.

Menerapkan Ekonomi Donat untuk Pengelolaan Air

Kerangka kerja Ekonomi Donat memberikan wawasan berharga untuk memahami keamanan air dalam batas-batas planet. Konsep ini mengidentifikasi Batas Planet untuk Penggunaan Air Tawar, yang mendefinisikan ruang operasi aman bagi umat manusia. Aktivitas manusia telah secara signifikan mengubah siklus air tawar global.

Kerangka kerja ini juga menggabungkan Fondasi Sosial, termasuk Air dan Keamanan Pangan. Dampak perubahan iklim terhadap air secara langsung mengancam fondasi sosial ini. Pendekatan ini memerlukan pemikiran ulang fundamental tentang manajemen air, bergerak menuju pendekatan regeneratif dan distributif.

Kesimpulan: Jalan Kolektif Menuju Ketahanan Air

Keamanan air dalam iklim yang berubah muncul sebagai salah satu tantangan paling mendesak dan kompleks bagi umat manusia. Jalan ke depan memerlukan pergeseran fundamental menuju pendekatan manajemen air yang holistik, terintegrasi, dan tahan iklim. Berbagai peluang ada untuk tindakan bermakna, mulai dari solusi berbasis alam hingga inovasi teknologi.

Keberhasilan bergantung pada tindakan kolaboratif lintas pemerintah, komunitas, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil. Konvergensi perubahan iklim dan ketidakamanan air menuntut respons yang segera, terkoordinasi, dan berkelanjutan.

Referensi